Husein, yang saat itu berada di Madinah, tidak memberikan sumpah setia kepada Yazid karena kekhawatiran akan perilaku buruk Yazid
Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran g di antara kamu 1 ? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang h di dalam tubuhmu?
Hasan juga sering melaksanakan ibadah haji dengan berjalan kaki, tidak mengendarai untanya. Ketika kebiasaannya ini ditanyakan, ia menjawab, “Setelah mati nanti, saya merasa malu jika bertemu dengan Allah, sedangkan saya belum pernah mengunjungi rumahNya dengan berjalan kaki.”
Refleksi: Janji ini, yang diberikan pada masa pembuangan dan keputusasaan, berfungsi sebagai pengingat bahwa rencana Tuhan bagi kita adalah untuk kebaikan kita. Hal ini mendorong kita untuk percaya pada pemeliharaan-Nya, bahkan ketika keadaan tampak suram.
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: « قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يصلى فَسَمِعْنَاهُ يَقُولُ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنْكَ. ثُمَّ قَالَ: أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللهِ ثَلَاثًا، وَبَسَطَ يَدَهُ كَأَنَّهُ يَتَنَاوَلُ شَيْئًا. فَلَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، قَدْ سَمِعْنَاكَ تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ شَيْئًا لَمْ نَسْمَعْكَ تَقُولُهُ قَبْلَ ذَلِكَ، وَرَأَيْنَاكَ بَسَطْتَ يَدَكَ.
Refleksi: Perikop ini mengajak kita untuk membayangkan diri kita sebagai peserta maraton rohani, disemangati oleh orang-orang kudus yang telah mendahului kita. Ayat ini menyoroti pentingnya fokus - pada Yesus - untuk menjaga ketahanan rohani kita.
"Karena itu, karena kita dikelilingi oleh awan kesaksian yang begitu besar, marilah kita juga menanggalkan segala beban dan dosa yang melekat begitu erat dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita, sambil menantikan kedatangan Yesus, yang telah memulai dan menyempurnakan iman kita..."
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Berikut ini gambar ayat Roma 8:28 untuk anda,
Mengetahui kebenaran ini dapat membantu kita untuk tetap bersabar dan bertekun bahkan di saat-saat yang paling sulit sekalipun.
Sebagai orang tua, beliau ﷺ selalu mengarahkan anaknya. Salah satu bentuk cari disini pengarahan Rasulullah ﷺ pada buah hatinya: sebelum diutus menjadi nabi ialah menanamkan akhlak mulia dan kepedulian sosial.
Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.
Beruntungnya Umat Nabi Muhammad SAW (kri/lus) nabi muhammad cucu nabi muhammad kisah nabi hasan husain hadits ali bin abi thalib fatimah az zahra hikmah
Ayat terakhir ini mengingatkan kita bahwa segala penderitaan yang kita alami saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita di kemudian hari.
وَغَيْـرُ إِبْرَاهِيْمَ مِنْ خَـدِيْجَهْ * هُمْ سِتَـةٌ فَخُـذْ بِهِمْ وَلِـيْجَهْ